HAFALAN SHOLAT MILLY, BIKIN HATI GERIMIS
![]() |
Sumber gambar : Google |
Mungkin di sekuel film kedua AADC kita baru tau kalo ternyata Milly menikah dengan Mamet dan dikaruniai seorang anak yang lucu dan menggemaskan. Dua karakter yang mampu menyedot perhatian penonton film Indonesia ini ternyata akan bercerita lebih jauh, lebih seru lewat film terbaru yang akan tayang di layar bioskop tahun ini.
Sepertinya kita akan menemukan banyak kejutan kocak dari kehidupan keluarga Milly dan Mamet yang selalu saja punya cerita menarik, unik dalam menjalani bahtera rumah tangganya.
Ternyata, mungkin bukan hanya Milly nya Mamet yang menginginkan punya keluarga keren yang penuh kegembiraan yang bikin greget dan gregetan.
Lewat tulisan ini saya mau perkenalkan tentang sosok Milly yang lain yang mungkin gak kalah menarik dikisahkan. Oia, tapi ini bukan cerita soal kejadian di film yah, ini ada dan nyata disekitar kita.
Saya mulai jangan? Baik saya mulai.
Saya baru ingat kalau istri saya tercinta mengirim tulisan via whatsapp kemarin dan saya baru ingat pas di perjalanan menuju tempat kerja di kawasan yang gak jauh dari apartemen mewah yang iklannya banjir dimana-mana.
Isi pesannya baru sempat saya baca pas saya tau kalau kuota internet saya habis pagi ini. Karena menunggu kiriman kuota internetnya lama saya langsung manfaatkan waktu buat milih bacaan offline di dalam mobil dan mulai saya sikat satu persatu.
Cerita ini tentang seorang Ibu muda dan suaminya yang sangat gigih mencari pola terbaik mendidik anak-anaknya dengan Alqur'an, saya menyebut beliau dengan nama Milly, kita sepakati yah, Milly.
Milly bersama suaminya sudah menyiapkan proses pendidikan lanjutan buat anak laki-lakinya usia SMP kelas 1 ini, sebelumnya putra pertamanya ternyata cuma merasakan sekolah formal sampai kelas 3 SD dan setelah itu memutuskan untuk memfokuskan diri belajar dan menghafal alqur'an dengan bimbingan Milly dan suaminya, dan saat usia putranya menginjak usia kelas 6 SD, Milly dan suaminya menyiapkan putra kesayangannya untuk mengikuti ujian paket A (Setara SD).
Masya Allah, Putranya berhasil lulus dengan nilai ujian yang sangat tinggi.
Selepas itu Milly dan suaminya memutuskan untuk mengirim putranya yang sholeh untuk masuk Pondok Al qur'an, dan disanalah sesuatu terjadi.
Milly dan suaminya dihadapi beberapa pertanyaan saat interview dengan pihak Pondok Al qur'an.
Berikut pertanyaan yang diajukan pada Milly dan suaminya.
1. Sudah hafal arti bacaan sholat per kata?
Bukan garis besarnya tetapi keseluruhan katanya. Karena nanti orang tua dan anak harus menyetorkan bacaan sholat dan terjemahnya per-kata. Ini dahsyat.
2. Apakah ayahnya sudah pernah mengecek hafalan plus bacaan sholat istri dan anak-anak? Semua bacaan sholatnya.
Milly dan suaminya diam, lalu menjawab belum pernah. Pihak pondok bertanya lagi
dan bertanya lagi.
3. Sudah berapa lama menikah?
Milly dan suaminya menjawab 13 tahun. Selama 13 tahun dan belum pernah mengecek bacaan sholat istri dan anak-anak? Bukankah sholat adalah amal yang pertama kali akan dihisab?
Milly dan suaminya speechless, terkejut dan mengejutkan juga buat saya pribadi.
4. Anak sudah hafal berapa Juz? Ayah berapa Juz? Ibu berapa Juz? Sudah pernah menyimak bacaan anak dan istri sekali duduk?
Milly dan suami nya makin diam mendengar pertanyaan-pertanyaan jleb dari pihak pondok pesantren.
Nanti, setiap santri akan masuk mulai tanggal 5 Agustus 2018 dan persyaratan untuk mengantar santri adalah ayah, bunda dan anak semuanya harus dengan setoran bacaan sholat lengkap dengan artinya per kata. Dan tiap santri juga harus menyetorkan surat yang sudah ditentukan. Ayah dan bunda juga menyetorkan 1 juz yang sudah disepakati bersama dengan pihak pondok.
Lalu bagaimana saat menjenguk anak?
Santri dijenguk 1 bulan sekali bila orang tua sudah selesai ikut kajian ilmu dan menyetorkan hafalan qurannya. Artinya orang tua dalam 1 bulan harus bisa menambah hafalan qurannya agar bisa menjenguk sang anak.
Lalu apa lagi programnya?
Wajib menyelesaikan membaca Siroh Nabawiyah dalam waktu 22 hari. Jadi pas mengantar anak kesana sudah harus memahami isi sirohnya.
Waw…ini indah dan makin mengejutkan saya.
Kemudian program mabit 3 bulan sekali dan program itikaf 10 hari full ketika bulan Ramadhan. Itu adalah program yang wajib diikuti.
Maa syaa Allah...
Sejak awal Milly dan suaminya memang kekeuh memasukkan putra sulungnya ditempat itu, karena doi mengetahui program sinerginya dan berharap bisa sama-sama belajar, saling menyemangati dan sama-sama menjadi teladan.
Pada akhirnya ini tentang sebuah keteladanan. Semua disarankan harus belajar bersama. Semua menghafal. Sehingga tidak ada lagi orang tua yang menyuruh anaknya menghafal quran tapi orang tuanya sendiri tidak menghafalkannya.
Cerita ini bisa jadi catatan terbaik buat kita semua, bahwa menyiapkan pendidikan anak untuk terus dekat dengan Al Qur'an itu akan membuat keluarga itu makin keren, makin sparkling dan pastinya suasana keluarga akan adem banget kayak keramik masjid.
So, jadi benarkan kisah Milly yang satu ini jauh lebih greget.
Milly akan terus berjuang mempersiapkan hafalan sholatnya lengkap dengan arti per-kata bersama suami dan keluarga impiannya.
Hati ini rasanya mendadak gerimis, pingin nangis dan semoga tulisan ini bisa terasa manis dihati semua pembaca. Semoga manfaat.
Aamiin ya Robb. [umank ady]
Keren
BalasHapusKeren
BalasHapusNyes banget
BalasHapusYak ampun, pertanyaan" itu bikin jleg! Kena banget ,hu hu
BalasHapusKl ada sklh kaya gitu beneran, mau deh daftar 😊
BalasHapusAamiin Ya Rabb. Pertanyaan Pertanyaannya Jleb. Orang Tua Harus Memberikan Teladan Yang Baik Untuk Anak-Anaknya. Jangan Sampai Orang Tua Menuntut Ini Itu Kepada Anaknya. Tapi Orang Tuanya Sendiri Tidak Melakukannya. Seperti Contoh Di Atas, Menghafal Alquran.
BalasHapusNgena banget kak
BalasHapusJazakallaah khoir sangat menyentuh dan menginspirasi untuk mengingatkan kembali tugas utama kita sbg org tua..
BalasHapusTidak dapat berkata kata 😶
BalasHapus